Senin, 09 September 2013

Wawali Wakili Manado di Capacity Development Mission di Jerman

Wawali ketika berdiskusi dengan salah satu petinggi Perhubungan Jerman ketika seminar International Indonesia Environmentally Sustainnable Transport (EST) Forum dan the Seventh Regional EST Forum di Bali, April lalu.
Tindak lanjut program Kementerian Perhubungan Republik Indonesia terkait  pilot project untuk mewujudkan transportasi massal yang ramah lingkungan berbahan bakar gas (BBG), di kota-kota percontohan terus dijajaki.
Kota Manado bersama Medan dan Batam yang menjadi kota percontohan pun diundang secara resmi untuk mengikuti kegiatan Capacity Development Mission in Germany sejak tanggal  8 s/d 16 September 2013 mendatang.
Wawali Manado, DR (C) Harley Mangindaan,SE,MSM  yang didampingi Sekda Manado,  Ir Haefrey Sendoh dan Kadishub Kota Manado, Drs. Vicky Koagouw sebagai perwakilan dari Kota Manado, Sabtu pekan lalu telah tiba di Jerman. “Kami telah mengikuti  sejumlah kegiatan sesuai penugasan Bapak Walikota diantaranya pembukaan dan masih banyak kegiatan lain yang berhubungan dengan trasportasi masal yang ramah lingkungan. Tentunya apa yang kami peroleh dari undangan resmi ini akan diterapkan nanti di kota Manado. Selain kota Manado, Medan dan Batam juga ikut diundang yang ujungnya untuk rencana penerapan transportasi perkotaan yang berkelanjutan,” ungkap Wawali via media sosial dari Berlin
Untuk diketahui, kegiatan tersebut telah diawali dengan MoU antara Pilot Project Indonesia Sustainable Urban Transport Initiative di Westin Hotel Nusa Dua Bali, April 2013 lalu. Hingga ditunjuk kriterianya, kota Besar yaitu Medan, kota sedang yaitu Manado dan kota berkembang yaitu Batam.
Bentuk kerjasama yang dilaksanakan di Bali lalu, ini ditandai dengan penandatanganan "Pilot Project Indonesia Sustainable Urban Transport Initiative (Indo Sutri) atau Proyek Percontohan Inisiatif Transportasi Perkotaan Indonesia yang berkelanjutan.
Menurut Wawali, pelaksanaan proyek percontohan merupakan upaya bersama untuk menciptakan sistem transportasi yang berkelanjutan sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan transportasi yang lebih baik bagi masyarakat.“Konkret dari program ini, akan menjadi contoh untuk transportasi massal yang ramah lingkungan, dalam hal menurunkan efek gas rumah kaca dengan mengkonversi bahan bakar kendaraan dari BBM ke BBG. Jadi kita tidak bisa bekerja sendiri disini. Kita harus ada kerjasama dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Perindustrian untuk soal converter kit-nya,” terang Wawali.
Ditambahkan Wawali, kriteria dari terpilihnya 3 kota percontohan ini salah satunya didasari oleh sejauh mana keberpihakan pemerintah kota setempat terhadap kebijakan transportasi massal, juga dari sisi anggaran memadai untuk pengembangan angkutan umum, dan juga belum memiliki dukungan dari internasional. Turut mendampingi Wawali,Staf Ahli Menhub Bidang Lingkungan, Wendy Ariteng Yazid, Hari Boediyono serta Kero Ren, Bapak Albert.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar