Selasa, 23 Juli 2013

Wawali : Tim Kesehatan Manado Harus Cerdas

Temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Manado, ada makanan pembuka puasa yang dijual bebas dicampur dengan zat pewarna tekstil, harusnya menjadi pelajaran Dinas Kesehatan Manado. Pasalnya, instansi yang sebenarnya menjadi paling depan dalam melindungi masyarakat itu, justru hanya menunggu hasil BPOM tanpa ada aksi antisipasi jauh-jauh hari sebelumnya.
“Saya minta tim kesehatan manado harus cerdas. Jangan terkesan tunggu bola, buktinya sudah ada temuan ternyata ada makanan yang dicampur dengan zat yang berbahaya bagi kesehatan.  Kan, kasihan warga kita yang tidak tahu menahu padahal harusnya ada langkah-langkah antisipasi sejak awal bulan puasa, bukan nanti menunggu hasil temuan dari BPOM,” cetus Wawali, Selasa (23/7) hari ini.     
Wawali pun menegaskan, kalau dirinya telah mendengar informasi Dinas Kesehatan Manado telah memiliki alat yang sama persis dengan BPOM Manado untuk menguji makanan apakah layak atau tidak dikomsumsi.
“Pertanyaan saya, kenapa tidak difungsikan. Jangan menjadikan alasan tidak ada kendaraan. Kendaraan seperti ambulance sebenarnya kalau memang ada niat untuk melindungi warga bisa dimodifikasi atau digunakan sementara untuk menjadi kendaraan mobile guna memeriksa sampel makanan buka puasa,” jelas Ai sapaan akrab Wawali.
Kadis Kesehatan Manado, dr Robby Mottoh yang dikonfirmasi pun mengakui kalau dinas kesehatan Manado memiliki alat uji makanan seperti yang ada di BPOM Manado.
“Sebenarnya kami telah memiliki alat untuk pengujian makanan apakah layak atau tidak dikomsumsi seperti yang digunakan BPOM Manado. Tapi untuk operasinya terkendala karena tidak ada kendaraan yang bisa mobile sehingga alat tersebut tidak dipergunakan.Dan kami lebih prioritaskan untuk pengadaan ambulance bukan untuk kendaraan mobile uji makanan tersebut,” kata Mottoh.
Untuk diketahui,  BPOM Manado telah melakukan pengambilan sampel makanan di 4 lokasi berbeda di kota Manado. Dari pengambilan sampel tersebut yang mencapai 142, ditemukan di Kelurahan Banjer di dua lokasi makanan buka puasa yang dicampur zat berbahaya yakni pewarna  tekstil.
“Di kelurahan Banjer memang kami temukan kue memakai zat pewarna tekstil yang berbahaya bagi kesehatan. Ditelusuri akhirnya diketahui dipasok yang sama tapi di 2 lokasi yang berbeda. Akan temuan tersebut, penjual langsung kami berikan pembinaan,” beber Kepala Balai POM Manado, Dra Susan Gracia Arpan Apt MSi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar