Minggu, 14 Juli 2013

WALIKOTA : KAENG MANADO, JATI DIRI KOTA MANADO


Walikota Manado Dr. Ir. G. S. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA; Wakil Walikota Manado, Harley Alfredo Benfica Mangindaan, SE, MSM, dan Sekda kota Manado, Ir. M. H. F. Sendoh, masing-masing didampingi istri, Sabtu 13 Juli 2013, melaunching Kaeng Manado, yang dilaksanakan di Hotel Sintesa Peninsula. Launching dilakukan dalam rangka memperingati HUT ke-390 kota Manado. Walikota dalam sambutannya memberi apresiasi yang tinggi kepada Tim Penggerak PKK kota Manado yang telah mengisi visi dan misi kota Manado dengan sebuah karya baru yakni Kaeng Manado. Lebih lanjut disampaikan oleh Walikota pilihan rakyat ini bahwa launching Kaeng Manado merupakan peristiwa penting dan bersejarah. "Sudah lama ditunggu-tunggu hasil karya yang mendukung visi dan misi kota Manado. Produk ini merupakan tambahan aset baru bagi kota Manado," ujar Walikota bangga. Disampaikannya agar nilai sejarah, budaya dan seni yang sudah ada dipertahankan. "Untuk menyimpan berbagai benda yang memiliki nilai sejarah, aset budaya dan hasil karya seni, di pantai Manado akan dibangun museum berbenuk ikan Coelacanth," kata Walikota yang memiliki sejumlah konsep pro kemajuan dan perubahan ini. Kaeng Manado selain menambah aset budaya, diharapkan oleh Walikota yang selalu membaur dengan rakyat ini agar dapat meningkatkan ekonomi kreatif rakyat, sehingga dapat membuka atau menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Kaeng Manado telah terdaftar di Kementerian Hukum dan Ham RI dengan Nomor: C/27/2013/0003 atas hak kekayaan intelektual. Budayawan dan seniman dimintakan oleh Walikota visioner ini untuk melahirkan lagu mars dan hymne berdasarkan visi dan misi kota Manado dalam bingkai torang samua basudara. "Saya menunggu karya yang baru," ujarnya. Kaeng Manado memiliki 4 motif, yaitu rumah ibadah seluruh umat sebagai simbol kerukunan; terumbu karang (coral reef dan sea shell); ikan purba coelacanth yang hidup 40 juta tahun yang lalu sebagai ikon kota Manado; dan lilin sebagai simbol bahwa kota Manado terbuka bagi siapa yang mau mengikuti aturan main serta rela hancur seperti lilin untuk kepentingan bersama. Selain itu terdapat garis zig-zag yang melambangkan Manado sebagai kota pantai, yang kehidupan masyarakatnya penuh semangat dan dinamika. Kaeng yang merupakan jati diri kota Manado ini menurut Ketua Tim Penggerak PKK, Prof. DR. Julyeta Paulina Amelia Runtuwene, MS, DEA bisa dipakai ke pesta, ke tempat kerja, dan ke berbagai kegiatan lainnya, dan dapat digunakan oleh seluruh masyarakat kota Manado.       **(anq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar