Walikota Manado, Dr. Ir. G. S Vicky Lumentut SH, M.Si, DEA, Sabtu 20 Juli
2013, didampingi kepala Bappeda, Peter K.B.Assa, P.hD; kepala Dinas PU,
Ir. Fery Siwi, M.Si; Kadis Kesehatan, dr. Robby Motto; Kadis Sosial, Frans
Mawitjere, SH; dan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Max
Tatahede, S.Sos, dan Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado, Julises Oehlers, SH, sejak pagi usai melayat di rumah duka, dengan mengendarai
sepeda motor menyusuri wilayah kota Manado untuk memantau sejumlah
wilayah kota Manado yang mengalami longsor dan banjir akibat hujan deras
sejak semalam (19/7) yang mengguyur kota Manado. "Tingkat resiko bencana di
kota Manado, yang terdiri dari gempa bumi, tanah longsor, banjir dan
tsunami secara teori cukup tinggi, masyarakat harus waspada," ingat
Walikota yang visioner ini. Lebih lanjut dikatakannya bahwa pemerintah
kota Manado sedang dan terus berupaya melakukan langkah-langkah untuk
mengurangi resiko bencana yang meliputi langkah-langkah sebelum terjadi
bencana, saat terjadi bencana, dan pasca terjadi bencana. "Di kota
Manado ada lima sungai yang memiliki potensi bahaya banjir, yaitu
sungai Bailang, Sawangan, Tondano, Sario, dan Malalayang, dan yang
sangat beresiko adalah sungai/DAS Tondano karena arus airnya deras dan
disertai dengan sampah," kata Walikota pilihan langsung rakyat ini.
Lebih lanjut lagi dikatakan oleh Walikota bahwa terdapat
tiga pilar yang harus bekerjasama untuk mencegah bencana, yaitu
akademisi dengan cara memberikan buah pikiran untuk mengatasi masalah
banjir; pemerintah selaku regulator; dan masyarakat berperan menaati
regulasi/kebijakan yang terkait dengan upaya penanggulangan bencana.
Lokasi yang didatangi Walikota dan rombongan antara lain longsor di
Kelurahan Taas yang menimpa rumah keluarga Balak-Moray dan SDN 106;
banjir yang menggenangi jalan di depan Perum Wenang Permai; banjir di
Kecamatan Tuminting dan longsor di Mahawu. (**anq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar