Senin, 22 April 2013

Wawali Pukau Peserta Indonesia EST Forum di Nusa Dua Bali










Indonesia National Mitigation Action menjadi topik menarik  pada presentasi ke dua, seminar International Indonesia Environmentally Sustainnable Transport (EST) Forum dan the Seventh Regional EST Forum di Hotel Westin Nusa Dua, Bali, Senin (22/4) hari ini.
Namun program kawasan tertib lalulintas (Lalin) yang telah diterapkan kota Manado melalui pemaparan materi Wawali Manado, DR (C) Harley AB Mangindaan, mendapat respon dari peserta seminar baik dari luar negeri dan dalam negeri khususnya pemerintah perhubungan Provinsi/Kab/Kota yang hadir.
Ulasan proyek unggulan kerjasama dengan pihak Polda Sulut dihadapan peserta seminar pun langsung mendapat tanggapan melalui pertanyaan, suksesnya manado menerapkan program tersebut.
"Butuh kesatuan misi, master plan yang  bagus dan lebih penting harus ada kesepakatan bersama,"terang Wawali  sembari memberikan kesempatan kepada Kasat Lantas Polresta Manado, Kompol Alfaris Patiwael, menjelaskan teknis penjabaran kawasan tertib lalin. Selanjutnya Wawali ikut menjelaskan
program yang dalam perencanaan serta yang sedang berjalan antara lain. Jalur hijau Jl Boulevard dan program water front city DAS Tondano dan pengkajian kehadiran  monorel.
Pasalnya, Manado lanjut Wawali menjadi percontohan indonesia pilot project, bersama Medan dan Batam.
"Kementerian Perhubungan dan tiga pemerintah kota, yaitu Pemkot Medan, Pemkot Batam dan Pemkot Manado secara resmi menandatangani kesepakatan bersama "Pilot Project Indonesia Sustainable Urban Transport Initiative" (Indo Sutri) atau Proyek Percontohan Inisiatif Transportasi Perkotaan Indonesia Yang Berkelanjutan."Ujar Wawali yang mengupas habis mengenai Indo Sutri.
"Terpilihnya tiga daerah ini sebagai kota percontohan dengan transportasi perkotaan yang berkelanjutan tersebut telah melalui proses seleksi yang dilakukan Kementerian Perhubungan dan sudah ditetapkan Menteri Perhubungan melalui surat No. KP. 30 Tahun 2013 tentang Penetapan Pemerintah Kota sebagai Pilot Project Indo Sutri. "Kriteria pemilihan kota percontohan tersebut salah satunya didasari oleh sejauh mana keberpihakan pemerintah kota setempat terhadap kebijakan transportasi massal"tambah Wawali.
Sedangkan kriteria lainnya, yaitu dari sisi anggaran memadai untuk pengembangan angkutan umum, memiliki perencanaan transportasi daerah yang sejalan dengan transportasi nasional dan belum memiliki dukungan dari Internasional.
Sistem transportasi yang berkelanjutan, lanjut Wawali, merupakan program yang dicanangkan Internasional melalui kesepakatan Bali Action Plan pada Conference of Parties United Nations Climate Change Convention (COP UNFCCC) ke-13 di Bali, Desember 2007, yang ditindaklanjuti oleh Presiden RI dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca(RAN-GRK).
"Rencana aksi tersebut telah didaftarkan kepada pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Framework on Climate Change Convention (UNFCCC) dengan judul "Sustainable Urban Transport Initiative". Untuk percontohannya, maka dipilihlah tiga kota sebagai percontohan (Medan, Batam, dan Manado)," kata Wawali.
Menurut Wawali, pelaksanaan proyek percontohan merupakan upaya bersama untuk menciptakan sistem transportasi yang berkelanjutan sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan transportasi yang lebih baik bagi masyarakat.
Usai Wawali Manado, dilanjutkan presentasi  Indonesia first transport; sustainable urban transport initiative dari  DR Andrea GIZ.
Dan dilanjutkan Penandatanganan MoU, research and development agency with delft university and transport reasearch laboratori (TRL), antara Indonesia dan Inggris.
Dalam seminar juga, ikut membahas soal akses penyeberangan yang benar, kemacetan, trotoar yang rusak dalam sesi the transport dilema dan polusi safety impacts.
Selain itu soal lingkunga yakni bahas dan mencarikan solusi masalah transportasi dengan dampak bawaan emisi gas buang. "Yang ada di beberapa negara termasuk pertambahan kendaraan,
Emisi gas buang tentunya peyumbang besar. Untuk itu pemerintah perlu mengadakan ketersediaan akses untuk sepeda sebagai angkutan alternatif yang bebas polusi yang bisa diterapkan di Indonesia,"harap Dra Elly Sinaga perwakilan dari Kementrian Perhubungan RI.
Hadir juga sebagai pembawa materi, Mr Tom Hamlim UN DESA dan Mr Cornie Huizenga SLoCat serta Mr Michael Replogle ITDP dan Prof Yoshitsugu Hayashi, Nagoya University. Pada bagian akhir acara, Sekjen Kementerian Perhubungan RI, Leon Muhammad menutup agenda hari pertama tersebut.

Laporan Langsung dari Nusa Dua Bali (***allen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar