Senin, 18 Februari 2013

Walikota Berada Di Tengah Warga Korban Bencana Alam




















Walikota Manado, Dr. Ir. GS. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA didampingi Sekda, Ir. MHF. Sendoh, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Obrien Franky Mewengkang, S.IP dan sejumlah kepala SKPD mengunjungi rumah duka korban banjir dan tanah longsor. Walikota setibanya di bandara Sam Ratulangi tanggal 18 Februari 2013 pada pukul 06.00 pagi, langsung menuju rumah duka. Walikota dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ia minta izin ke Presiden SBY di tengah-tengah kegiatan Rapimnas, Presiden SBY menyampaikan rasa prihatin atas bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa kota Manado, yang baru dikunjunginya pada 11 Februari 2013 dalam rangka HPN. "Presiden SBY menyampaikan turut berduka cita yang mendalam kepada keluarga korban, dan mengharapkan agar keluarga yang ditinggalkan tetap tabah, tenang, sabar dan tetap berserah diri dan berdoa kepada Tuhan atas musibah yang menimpah keluarga," kata Walikota yang selalu membaur bersama masyarakat ini. Walikota melayat sepuluh korban dan keluarga yang ditimpa duka. Kepada setiap korban, Pemerintah kota Manado menyerahkan bantuan duka sebesar Rp 10 juta (sepuluh juta rupiah) dan peti jenazah. Walikota, Wakil Walikota dan Sekda sejak tanggal 17 Februari 2013 mengerahkan seluruh jajaran Pemerintah kota Manado untuk memberi bantuan, antara lain menyiapkan dapur umum, pos kesehatan, selimut, tikar, beras, makanan siap saji, dan sejumlah bantuan lainnya. Walikota dalam sambutannya mengatakan bahwa seluruh korban adalah orang yang memiliki kenangan indah di tengah keluarga dan masyarakat. Salah satu korban (Charles Tarore) adalah relawan/aktivis PMI kota Manado."Dulu dia yang menolong ketika terjadi kecelakaan. Sekarang dia yang ditolong," kata ayah almarhum Charles Tarore. Walikota dalam sambutannya mengatakan bahwa duka adalah bagian dari rencana Tuhan. "Tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Semua karena rencana Tuhan. Imani bahwa kematian adalah misteri. Kapan, di mana, dan siapa yang akan meninggal, kita tidak tahu, dan ini harus kita amini. Terimalah kepergian korban dengan sikap iman meskipun berat," kata Walikota kepada keluarga korban. Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi sungguh luar biasa. Hampir seluruh wilayah kota Manado pada tanggal 17 Februari 2013 tergenang air. Korban yang meninggal sebanyak 10 orang (9 meninggal akibat longsor, 1 orang akibat banjir). Walikota dan rombongan sejak pagi hari sampai pada malam hari melayat sepuluh orang korban yang meninggal dunia. Korban yang meninggal dunia atas nama: 1) Megy Riska Ruru (22 tahun); 2) Gracia C. Gosal (3 tahun 5 bulan) , 3) Stefany Ribka L. Gosal (10 tahun); ketiganya warga Kelurahan Tingkulu Lingk. VIII; 4) Charles Tarore (28 tahun), kelurahan Tingkulu Lingk. V; 5) Budi Astanto (42 tahun), Wale Alumbanua Lingk. IX Paal Dua; 6) Vicky Beu Tatimu (16 tahun), Ranomut Lingk. II; 7) Ismail Pulumodojo (10 tahun), Paal IV Lingk.VI;  Tomy Maripi (28 tahun), warga Karombasan Selatan yang meninggal akibat longsor di Citra Land wilayah Kabupaten Minahasa; 9) Ridel Lintongan (4 tahun), Singkil I Lingk. V; Justin Rompas (46 tahun), Ternate Tanjung Lingk. II, merupakan satu-satunya korban yang meninggal akibat banjir. Walikota usai melayat di rumah korban selama 12 jam lebih mengunjungi pos kesehatan dan PMI di samping SPBU Paal Dua, lalu turun ke Kampung Tubir. Walikota disambut oleh warga dengan gembira. Walikota menyapa dan menyalami warga yang dijumpai. "Terima kasih pak Wali yang kami cintai," ujar seorang ibu. Walikota memerintahkan petugas pemadam kebakaran untuk menyemprot endapan lumpur yang menggenangi jalan. Walikota mengecek posko bencana untuk memastikan ketersediaan bahan makanan para korban bencana banjir.   (*anq)

1 komentar:

  1. Tolong email nomor account Pemerindah daerah menado Untuk sumbangan bencana Menado, nomor telpon dan Email dari walikota menado.

    Terima kasih
    Lukman Harahap
    email:lukeharahap@yahoo.com

    BalasHapus