Walikota Manado, Dr. Ir. G. S. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA, Jumat 22
Maret 2013, membuka dan menyampaikan materi sosialisasi Asia Media Summit
(AMS) bertempat di GKIC Mapanget. Walikota dalam sambutannya mengatakan
bahwa sejak diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah berpacu
melaksanakan pembangunan. Masing-masing daerah semakin jeli mengelola
setiap potensi yang dimilikinya, sehingga betul-betul memberikan
akselerasi yang signifikan dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Partisipasi masyarakat merupakan salah satu esensi pelaksanaan
otonomi daerah. Partisipasi dapat disalurkan dengan berbagai cara dan
dalam berbagai bidang, di antaranya dengan berwiraswasta," kata Walikota
pilihan rakyat ini. Lebih lanjut disampaikannya bahwa bangsa Indonesia
masih kekurangan wirausahawan bila dibanding dengan negara-negara maju
lainnya. Waliota mengatakan bahwa menurut Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, jumlah wirausahawan
di Indonesia baru sekitar 0,18 % dari total jumlah penduduk. "Secara
teoritis, dibutuhkan minimal 2% wirausahawan dari jumlah penduduk
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan sejajar dengan bangsa Amerika
(12 %), Jepang (10 %), Singapura (7%) dan Malaysia (5 %)," kata Walikota
yang selalu membaur dengan masyarakat ini. Menurut Walikota yang low
profile ini salah satu usaha yang pemerintah dorong untuk masyarakat
kembangkan di kota Manado adalah souvenir dari captikus. "Gangguan
Kamtibmas di kota Manado dan Sulut umumnya adalah akibat captikus. Agar
captikus tidak lagi menjadi sumber utama gangguan Kamtibmas, Polda Sulut
telah mengcanangkan program 'Brenti Jo Bagate.' Pemerintah kota Manado
untuk mencegahnya melihat dari sisi ekonomi sebagai win-win solution
dengan cara tidak mendorong captikus dikonsumsi tetapi sebagai souvenir
dalam botol kecil bagi para turis. Saya saat berkunjung di Jepang
diberi souvenir dari sake," kata Walikota yang memiliki konsep brilian
ini. Walikota menyampaikan terima kasih kepada Kemenkominfo yang telah
mempercayakan kota Manado sebagai lokasi penyelenggaraan Asia Media Summit (AMS) yang
ke-10, yang akan dihadiri 26 negara dan 400 peserta. Direktur Utama LPP
RI dan sekaligus Presiden Asia Pasific Institute for Broadcasting
Development (AIBD), Rosita Niken Widiastuti, mengatakan bahwa kota
Manado yang mudah senyum dan terbuka bagi setiap orang merupakan kota
yang sangat tepat untuk pelaksanaan AMS. Menurutnya, tujuan AMS adalah
untuk membuka dialog dalam menyiapkan platform broadcasting menyangkut
content, perkembangan teknologi dan media baru, kebijakan penyiaran,
kode etik penyiaran, pengembangan SDM dan isu-isu lokal. "Peserta AMS
paling banyak adalah media elektronik (TV) dan sosial untuk membahas
berbagai topik mengenai perkembangan media komunikasi," kata Niken
Widiastuti. Lebih lanjut disampaikan oleh Niken bahwa media sosial bisa
menjadi pilar kelima demokrasi, tapi kadang bisa dimanfaatkan oleh orang
yang tidak bertanggung jawab, misalnya bebas memarahi, menghina,
melakukan pencemaran nama baik dan pembunuhan karakter. "Media yang
dimiliki orang per orang kadang dimasuki kepentingan orang per orang
untuk menghasut, mengadili dan mencaci maki," kata Niken. Hal lain
yang disampaikan oleh Walikota bahwa kota Manado bertekad agar
pelaksanaan AMS sukses serta membawa kesan yang baik dan positif untuk
pembangunan pariwisata di kota Manado dengan primadona Taman Nasional
Laut Bunaken. "Dampak pelaksanaan AMS kiranya semakin melambungkan nama
kota Manado," harap Walikota yang mengepalai 97 Walikota se-Indonesia
dalam kapasitasnya sebagai ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh
Indonesia (APEKSI) ini. Pemateri lainnya adalah Drirektur Layanan
Informasi Internasional Kementerian Kominfo, Drs. Selamate Sembiring,
M.Si; dan praktisi penyiaran, Teguh Imawan. (**anq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar