Minggu, 19 Mei 2013

REVITALISASI DAS TONDANO JADI OBJEK WISATA BARU

Berbagai upaya untuk menata dan memperindah wajah kota Manado sudah, sedang dan terus dilakukan, salah satunya adalah rencana pembebasan lahan dan revitalisasi DAS Tondano yang direncanakan mulai Oktober 2013. Untuk tahap pertama sepanjang 2 km dari 7,2 km dengan anggaran 49 miliar. Selanjutnya rencana revitalisasi/pembangunan dilakukan pada pertengahan 2014. Pembangunannya melibatkan Cipta Karya Sulut, Dinas Tata Kota Manado, Bappeda Manado, Balai Wilayah Sungai, JICA, YACHI0 Engeneering Konsultan, Disnas Perhubungan, dan Dinas Kelautan. Menurut Walikota Manado bahwa sesuai kesepakatan, Pemerintah kota Manado diberi tanggung jawab menyelesaikan pembebasan lahan sepanjang DAS Tondano dan biayanya dari Balai Sungai. Selain dana dari Balai Sungai, Walikota pilihan rakyat ini juga akan menyiapkan dana pembebasan lahan dari jembatan Kairagi sampai muara sungai. Tahap pertama, pemerintah kota Manado menyiapkan 3 miliar. Luas lahan yang dibebaskan pada sisi kiri dan kanan sekitar 10-20 meter dari tepi sungai, namun pada lokasi/tempat terrtentu bisa sampai 20 meter. Pembebasan lahan diupayakan tidak merugikan masyarakat, harga lahan sesuai NJOP. Walikota mengharapkan dukungan dan kerja sama dari masyarakat untuk menyukseskan program pro rakyat ini. Juga diharapkan oleh Walikota Visioner ini agar tidak terjadi hambatan dalam pembebasan lahan. "Revitalisasi DAS Tondano juga bisa menjadi objek wisata baru bagi Manado sebagai kota model ekowisata," ujar Walikota. Pihak JICA menjanjikan tidak hanya pembangunan DAS, tapi pada sisi kiri dan kanan, juga akan dibangun Early Warning System (EWS) banjir dan akan dibuat peta kerawanan banjir (Flood Hazard Map). Flood Hazard Map yang ditempatkan di Manado sesuai rencana berasal dari Padang. Hal ini dilakukan karena area kota Manado lebih besar dibanding Padang. Peta pemantauan banjir adalah untuk memantau curah hujan, penyebaran hujan dan genangan air yang akan terjadi di sungai. Juga untuk memberikan peringatan dini secara otentik. "Alat ini merupakan bantuan dari Jepang," kata Kepala Bappeda kota Manado, Peter K. B. Assa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar